BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan primer bagi
sebagian kalangan. Namun jika mendengar kata pinggiran atau pedalaman, apa yang
terpikir di benak Anda pertama kali? Jaraknya jauh? Daerah pedesaan? Tidak ada
listrik? Transportasi sulit dan medannya berat? Benar, semuanya hampir benar!
Kurang satu lagi, susah signal atau bahkan blank spot. Karena saat ini
masyarakat di pedalaman atau pinggiran juga mempunyai kebutuhan yang sama akan
komunikasi, walaupun tidak sampai pada titik primer.
Kebutuhan manusia pada hakikatnya akan terus bertambah
seiring perkembangan zaman. Pada zaman primitf, kebutuhan manusia hanya sebatas
pada pemenuhan kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan. Namun, di
zaman modern ini, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah
terjadi perubahan di segala aspek kehidupan, termasuk menimbulkan perkembangan
pada kebutuhan manusia termasuk di daerah perbatasan maupun pedesaan.
Daerah perbatasan hingga saat ini masih minim perhatian.
Letaknya yang terpencil (remote area)
menjadikan daerah perbatasan sulit lepas dari stigma terbelakang. Parahnya
lagi, daerah perbatasan Indonesia yang terhubung langsung wilayah negara
tetangga acapkali dianggap sebagai halaman belakang. Padahal, dengan posisinya
seperti itu, daerah perbatasan bisa menjadi beranda wilayah NKRI.
aerah perbatasan, terutama wilayah timur merupakan
daerah kurang beruntung dalam hampir segala sektor pembangunan di Indonesia.
Jangan bermimpi untuk melihat gedung-gedung tinggi ataupun jalan tol untuk
memudahkan transportasi dalam memasarkan suatu hasil bumi dan produk hasil
daerah, bahkan dalam masalah komunikasi saja masyarakat di wilayah perbatasan
khususnya di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar